Di bawah Jalan Jenderal Sudirman, 16 meter di bawah tanah depan kantor Bank Panin, lubang berdiameter 6 meter menganga. Lampu lampu berjejer terpasang dengan jarak 2 meter membuat lubang tak jadi gelap. Di tengahnya ada rel dengan bantalan karet membujur di sepanjang lorong.
Bor pertama yang diberi nama Antareja itu sedang berhenti karena hendak memasang dinding beton. Satu bor Antareja beroperasi di sisi utara. Alat itu bisa mengebor tanah sepanjang 8-10 meter dalam semalam. Setelah tanahnya diangkut lori untuk diteruskan diangkut ke Tegal Alur, lori lain datang membawa dinding beton. Dinding beton itu memiliki lebar 1,2 meter, panjang 4,2 meter, dan tebal 30 cm. Untuk satu lingkaran terowongan, dibutuhkan enam segmen beton yang sudah memiliki barcode. Barcode itu sekaligus sebagai tanda penempatan beton. Sebab, semua pengerjaan terowongan itu memakai komputerisasi.
Untuk informasi lebih lengkap, silakan membaca Koran Tempo (Versi Cetak) Halaman 21 pada 3 November 2015.