Perusahaan konstruksi milik negara, PT Wijava Karya (Persero) Tbk. memperkirakan dapat membukukan perolehan kontrak baru senilai Rp 11 triliun sepanjang semester 1/2015.
Estimasi kontrak baru itu belum mencapai 50% dari total target kontrak baru senilai Rp31 triliun pada tahun ini. Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Suradi berharap pemerintah segera merealisasikan sejumlah rencana pembangunan infrastrukturnya.
"Kita berharap proyek pemerintah di semester I ini bisa lebih dominan (dibandingkan dengan proyek swasta atau BUMN)," katanya kepada Bisnis, Kamis (4/6).
Pada saat ini, sambung Suradi, perseroan telah mengikuti sejumlah proses pra kualifikasi pelelangan di berbagai proyek seperti proyek kelistrikan, minyak dan gas, jalan tol dan sebagainya.
Sampai Mei 2015, emiten berkode saham WIKA itu telah membukukan kontrak baru senilai Rp9,3 triliun yang didominasi oleh proyek swasta dengan porsi 50% dan pemerintah sebesar 35%. "Lainnya dari BUMN," katanva.
Suradi mengatakan sejumlah kontrak baru yang diperoleh hinggai Mei 2015 antara lain pembangunan gedung di Surabaya, Jawa Timur senilai Rp 1,4 triliun, proyek bendungan Passelorang di Sulawesi Selatan Rp463 miliar, proyek jalan tol Balik-papan-Samarinda Rp290 miliar dan sebagainya.
Wijaya Karya bersama sejumlah kontraktor milik negara lainnya juga sempat disebut oleh Kementerian BUMN agar terlibat dalam mega proyek pembangunan jalan tol Trans Sumatra yang dimulai pada tahun ini.
Namun, kepastian mengenai keterlibatan perseroan masih menunggu rev isi peraturan presiden terkait proyek tersebut. Selain itu, Wijaya Karya juga direncanakan terlibat dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Pada tahun ini, perusahaan menargetkan dapat mengumpulkan kontrak senilai Rp54,39 triliun yang terdiri dari target kontrak baru Rp3l triliun dan kontrak lanjutan (carry over) senilai Rp22,75 triliun.
Komposisi perolehan kontrak tersebut paling banyak dari pemerintah dengan porsi 52,02%, diikuti oleh sesama BUMN sebesar 22,17% dan swasta 25,21%. "Mudah-mudahan target itu bisa tercapai," kata Suradi.
Dari target kontrak tersebut, Wijaya Karya menargetkan penjualan Rp21,43 triliun atau tumbuh 24,23% dibandingkan dengan Rpl7,25 triliun pada 2014. Laba bersih yang ditargetkan sebesar Rp764,52 miliar pada tahun ini atau tumbuh 24,28% dibandingkan dengan Rp615,18 miliar pada 2014.
Pada awal tahun ini, perseroan membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp6l ,5 miliar pada kuartal 1/2015 atau turun 63%. (Yodie Hardiyan-Bisnis Indonesia)