Laporan Dewan Direksi
Direksi, didukung oleh Dewan Komisaris serta seluruh jajaran Perseroan, memiliki komitmen yang kuat untuk terus berupaya, bekerja keras, serta bersinergi dalam melaksanakan amanah pengelolaan Perseroan melalui berbagai strategi yang tepat, inovasi yang berkelanjutan, serta program kerja guna mencapai Visi, Misi dan sasaran Perseroan, disamping tetap memenuhi harapan Pemegang Saham, karyawan, para pengguna jasa, dan seluruh pemangku kepentingan lainnya.

Puji syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang melimpahkan rahmat-Nya yang tak terhingga kepada kita semua. Tahun 2021 menjadi momentum pemulihan bagi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA atau Perseroan, setelah sebelumnya cukup terdampak oleh dinamika bisnis di industri konstruksi dan infrastruktur serta pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia.
Oleh karena itu, tahun ini Kami sangat fokus dalam menjaga ketangguhan dan keberlanjutan bisnis Perseroan dengan memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan karyawan, mendukung program-program pemerintah dalam percepatan pembangunan perekonomian nasional melalui pembangunan infrastruktur nasional.
Hingga akhir 2021, di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, WIKA terus berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan proyek-proyek yang telah dipercayakan dengan tepat waktu dan sebaik-baiknya. Hingga akhir tahun 2021, WIKA berhasil menyelesaikan beberapa proyek strategis yang telah diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo, di antaranya, Bendungan Kuningan, Bendungan Bendo, Bendungan Paselloreng, Bendungan Tugu, dan Jalan Tol Serang-Panimbang Seksi I. Pada tahun ini pula, WIKA berhasil meraih beberapa proyek strategis seperti proyek Jalan Tol Cisumdawu Seksi IV, Bandara Dhoho Kediri, serta beberapa proyek infrastruktur dan gedung.
Pada tahun ini, WIKA masuk ke bidang investasi kebandarudaraan melalui pembentukan Badan Usaha Pelaksana (BUP) bernama PT Bandara Internasional Batam (BIB). BIB dibentuk WIKA bersama PT Angkasa Pura I (Persero) dan Incheon International Airport Corporation (IIAC). Ketiganya tergabung dalam konsorsium pemenang lelang proyek Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) Bandara Hang Nadim, Batam. WIKA memegang 19% saham BIB, Angkasa Pura I 51%, dan IIAC sebesar 30%. Pelaksanaan pembentukan BUP ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi keberlangsungan kegiatan usaha WIKA dengan adanya penambahan portofolio bisnis Perseroan di bidang kebandarudaraan.
Di tahun ini pula, WIKA memperkuat portofolio bisnisnya di bidang investasi pada Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) menyusul peningkatan kepemilikan saham di anak usaha PT Wika Tirta Jaya Jatiluhur (WTJJ) dari 30% menjadi 80%. WIKA berharap dengan modal ini akan meningkatkan kinerja keuangan Perseroan yang pada akhirnya dapat menciptakan nilai tambah sekaligus memberikan dividen bagi Pemegang Saham.
Direksi, didukung oleh Dewan Komisaris serta seluruh jajaran Perseroan, memiliki komitmen yang kuat untuk terus berupaya, bekerja keras, serta bersinergi dalam melaksanakan amanah pengelolaan Perseroan melalui berbagai strategi yang tepat, inovasi yang berkelanjutan, serta program kerja guna mencapai Visi, Misi dan sasaran Perseroan, disamping tetap memenuhi harapan Pemegang Saham, karyawan, para pengguna jasa, dan seluruh pemangku kepentingan lainnya.
Melalui Laporan Tahunan ini, perkenankan Kami menyampaikan laporan pengelolaan Perseroan di sepanjang tahun 2021, sebagai salah satu wujud pertanggungjawaban Kami kepada Pemegang Saham beserta seluruh pemangku kepentingan lainnya. Laporan tahunan ini juga menjadi implementasi transparansi Perseroan yang senantiasa berupaya menjunjung tinggi prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan secara konsisten dan berkesinambungan dalam menjalankan kegiatan usaha sehari-hari.
Dalam “Outlook Perekonomian Indonesia” Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, tahun 2021 menjadi tahun pemulihan ekonomi dari pandemi Corona Virus Disease (COVID-19). Berbagai negara terus berupaya menciptakan strategi yang tepat dalam mendorong perbaikan dari berbagai aspek, termasuk aspek ekonomi.
Dana Moneter Internasional (IMF) dalam laporan World Economic Outlook Update, October 2021: Fault Lines Widen in the Global Recovery, memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi global di kisaran 5,9% untuk tahun 2021. Sementara Bank Dunia (World Bank) dalam laporan Global Economic Prospect yang dirilis pada Juni 2021 memproyeksi secara keseluruhan, ekonomi dunia diprediksi tumbuh 5,6% persen pada tahun 2021, sebuah laju pascaresesi tercepat dalam 80 tahun terakhir.
Meskipun demikian, pemulihan ekonomi global terjadi secara tidak merata (uneven recovery) yang antara lain disebabkan oleh perbedaan situasi pandemi Covid-19, kecepatan vaksinasi, dan dukungan stimulus ekonomi.
Tren perbaikan perekonomian global didorong oleh pemulihan yang dimotori pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang semakin kuat, serta perbaikan ekonomi di Tiongkok dan sejumlah negara di Kawasan Eropa yang terus berlangsung sejalan percepatan vaksinasi dan berlanjutnya stimulus kebijakan.
Berbagai indikator dini pada Kuartal II 2021 mengonfirmasi pemulihan ekonomi global yang terus menguat, seperti tercermin pada Purchasing Managers’ Index (PMI), keyakinan konsumen, dan penjualan ritel di beberapa negara. Volume perdagangan dan harga komoditas dunia juga meningkat. Harga minyak mentah, misalnya, mencapai level tertinggi selama 22
bulan pada pertengahan April 2021, berkisar 63-67 dollar AS per barel. Kenaikan harga minyak tersebut menjadi indikator bahwa permintaan mulai meningkat guna menggerakkan mesin-mesin pabrik di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia.
Ketidakpastian pasar keuangan global menurun sejalan dengan kejelasan arah kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed yang tetap akomodatif dan berpandangan masih terlalu dini untuk pengurangan stimulus moneter (tapering) AS. Perkembangan positif tersebut kembali meningkatkan aliran modal global ke negara berkembang, termasuk Indonesia, dan mendorong penguatan mata uang di berbagai negara tersebut.
Bank Indonesia dalam Tinjauan Kebijakan Moneter Triwulan IV 2021 melaporkan bahwa perbaikan perekonomian nasional terus berlanjut. Kondisi tersebut tercermin pada berbagai indikator dini pada kuartal II 2021 yang terus membaik. Indikator konsumsi rumah tangga meningkat sesuai pola musiman Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) seperti penjualan eceran, terutama makanan, minuman dan tembakau, serta bahan bakar kendaraan bermotor. Perbaikan ekonomi domestik juga tercermin pada kinerja indikator lainnya, yaitu ekspektasi konsumen, penjualan online, dan PMI Manufaktur yang melanjutkan peningkatan.
Dari sisi eksternal, kinerja ekspor terus meningkat, khususnya pada komoditas batu bara, besi dan baja, serta kendaraan bermotor sejalan kenaikan permintaan mitra dagang utama.
Secara spasial, peningkatan ekspor terjadi di seluruh wilayah, terutama Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi-MalukuPapua (Sulampua). Perbaikan ekonomi juga tercermin pada kinerja beberapa sektor utama, seperti Industri Pengolahan, Perdagangan, dan Konstruksi yang terus membaik.
Sementara itu, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) diprakirakan tetap baik, sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal. Nilai tukar Rupiah terus menguat sejalan dengan kembali masuknya aliran masuk modal asing dan langkah stabilisasi Bank Indonesia. Nilai tukar Rupiah pada 16 Juni 2021 menguat 0,49% secara rerata dan 0,30% secara point to point dibandingkan dengan level Mei 2021.
Inflasi tetap terkendali di tengah kenaikan permintaan sesuai pola musiman HBKN. Kondisi likuiditas tetap longgar didorong kebijakan moneter yang akomodatif dan dampak sinergi Bank Indonesia dengan Pemerintah dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional. Ketahanan sistem keuangan pun tetap terjaga, meskipun fungsi intermediasi perbankan masih perlu didorong. Bank Indonesia terus melakukan penguatan kebijakan sistem pembayaran guna akselerasi transaksi ekonomi dan keuangan digital dan mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Ke depan, pemulihan ekonomi domestik didorong oleh akselerasi perekonomian global, kecepatan vaksinasi, dan penguatan sinergi kebijakan, meskipun dibayangi oleh peningkatan kasus Covid-19 yang muncul pada akhir triwulan II. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2021 tetap sesuai dengan proyeksi Bank Indonesia pada April 2021, yakni pada kisaran 4,1%-5,1%.
Bagi industri konstruksi dan infrastruktur, tahun 2021 menjadi momentum pemulihan. Data dari Kementerian Koordinator Perekonomian menjelaskan, hingga triwulan III, pertumbuhan sektor konstruksi berhasil kembali kepada tren yang positif, dimana secara year-on-year pertumbuhan sektor konstruksi yang awalnya mencatatkan pertumbuhan -0,79% di triwulan I, mulai mengalami peningkatan dengan tumbuh 4,42% dan 3,84% di triwulan II dan III.
Pulihnya sektor Konstruksi di tahun 2021 didorong oleh beberapa hal, yaitu terjadi peningkatan realisasi belanja modal pemerintah untuk bangunan sebesar 42,20%. Di samping itu, terjadi pula peningkatan kegiatan pembangunan infrastruktur sejalan dengan meningkatnya impor bahan baku untuk aktivitas konstruksi.
Kebijakan ekonomi maupun kebijakan lain yang bertujuan untuk mengatasi pandemi di dalam negeri secara langsung maupun tidak langsung turut memberikan dampak bagi jalannya usaha konstruksi dan infrastruktur. Kebijakan PPKM Darurat yang dijalankan oleh Pemerintah juga berdampak terhadap pembangunan proyek karena adanya pembatasan mobilitas masyarakat dan larangan untuk berkerumun guna mengatasi pandemi COVID-19.
Meski demikian, kondisi industri konstruksi masih memiliki optimisme seiring dengan fokus Pemerintah untuk mendorong pembangunan infrastruktur melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 maupun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005- 2025. Hal ini juga didukung dengan anggaran infrastruktur dalam APBN Tahun 2021 yang sebesar Rp417,4 triliun yang tumbuh 48,4% dibanding tahun sebelumnya. Fokus alokasi anggaran dana APBN 2021 di bidang infrastruktur adalah untuk penguatan infrastruktur digital untuk mendorong efisiensi logisitik maupun konektivitas, pembangunan sarana kesehatan masyarakat dan penyediaan kebutuhan dasar, infrastruktur padat karya untuk kawasan industri dan pariwisata, serta penyelesaian kegiatan prioritas di tahun 2020 yang masih tertunda akibat pandemi COVID-19.
Fokus pembangunan Pemerintah melalui RPJMN 2020-2024 menjadikan industri konstruksi masih memiliki potensi besar untuk tetap tumbuh di tengah tantangan.
Untuk itu, WIKA selaku BUMN Karya tetap optimistis dalam menyelesaikan proyek yang telah berjalan dengan menyesuaikan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang diambil. Selain mempercepat penyelesaian proyek, WIKA juga berupaya untuk memperoleh proyek-proyek baru yang strategis, baik penugasan Pemerintah maupun yang bukan penugasan, agar dapat tumbuh berkelanjutan sekaligus berkontribusi bagi Indonesia, tidak hanya saat pandemi tetapi juga di segala situasi mengingat ketatnya persaingan di industri konstruksi Indonesia.
Persaingan bisnis yang ketat membuat WIKA senantiasa berupaya menjaga kualitas konstruksi proyek infrastruktur yang dijalankan dengan diiringi waktu penyelesaian yang cukup cepat. Selain itu, WIKA juga terus melakukan adaptasi secara berkelanjutan dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk meningkatkan kualitas sekaligus memberikan nilai tambah bagi proyek yang sedang dijalankan maupun bagi pelanggannya.
Sampai dengan tahun 2021, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk telah banyak terlibat berbagai proyek pembangunan infrastruktur di Indonesia termasuk Proyek Strategis Nasional (PSN). Tak hanya di dalam negeri, Perseroan juga merambah bisnis internasional dengan ikut melebarkan sayapnya di bidang energi baru terbarukan & konversi energi, termasuk melahirkan berbagai produk inovatif berbasis renewable energy.
Strategi dan kebijakan strategi Perseroan disusun dengan mengacu kepada sasaran Perseroan yang tertuang dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2021. Sebagai upaya merespon setiap tantangan yang ada, terutama dampak Pandemi Covid-19, Perseroan melakukan Revisi RKAP 2021 pada Agustus 2021.
Strategi dan kebijakan strategi tahun 2021 difokuskan kepada upaya Perseoran dalam mengantisipasi setiap tantangan yang ada agar kemudian menjadi peluang pertumbuhan. Beberapa strategi yang dilakukan di 2021, antara lain, berinvestasi secara selektif pada proyek-proyek quick win, mengembangkan inovasi digital, melakukan pengembangan kompetensi pegawai, dan efisiensi keuangan baik di bidang kepegawaian maupun operasional.
- Strategi Investasi yang diterapkan adalah melakukan investasi yang bernilai tambah dan mempunyai keunggulan bersaing. Strategi nilai tambah dilakukan dengan membuat keputusan investasi secara tepat dan diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi Perseroan khususnya dalam hal tingkat pengembalian investasi. Strategi keunggulan bersaing adalah strategi pemilihan investasi untuk meningkatkan kemampuan sinergi Perseroan untuk memberi nilai tambah kepada customer dibanding kompetitor;
- Strategi pengembangan inovasi digital adalah pengembangan inovasi yang mendukung pertumbuhan usaha Perseroan;
- Strategi efisiensi dilakukan dengan melakukan upaya-upaya perbaikan yang berkelanjutan di setiap proses bisnis, baik dalam hal kepegawaian maupun di biaya operasional;
- Strategi Pengembangan kompetensi dilakukan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul, andal, memiliki kapablitas yang mumpuni, dan profesional.
Strategi-strategi tersebut telah diimplementasikan secara efektif yang didukung oleh komitmen Direksi dan seluruh karyawan WIKA. Ke depannya, Perseroan akan terus melakukan perbaikan-perbaikan agar kinerja Perseroan bisa tetap terjaga dan mendorong pengembangan usaha ke depannya.
Proses penyusunan strategi dan kebijakan strategi dalam upaya untuk mencapai target Perseroan di tahun buku dilakukan secara bottom up. Unit-unit kerja di WIKA ditugaskan untuk menyusun target dan strategi pencapaian target baik untuk satu tahun ke depan maupun untuk jangka panjang.
Rencana target dan strategi pencapaian target tersebut kemudian dilaporkan kepada Direksi untuk bersama-sama dilakukan reviu. Kami kemudian mengumpulkan semua data baik operasional maupun keuangan dari seluruh entitas anak, kantor cabang dan proyek-proyek, baik yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri yang dilaksanakan oleh WIKA.
Setelah itu diadakan rapat besar, yang bertujuan untuk memetakan tantangan dan peluang yang ada, kemudian mencanangkan target dan arah strategi ke depan, kemudian diselaraskan dengan target dan strategi yang tertuang dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) WIKA.
Setelah target tersusun, Direksi menentukan visi-misi ke depan yang relevan dengan target, strategi, dan perkembangan bisnis Perseroan. Hasil reviu Direksi kemudian dipresentasikan di sebuah rapat besar yang diikuti oleh semua unit kerja dan anak perusahaan, untuk selanjutnya disusun kembali detail langkah yang harus diterapkan oleh masing-masing unit kerja dan anak perusahaan untuk mendukung strategi WIKA sebagai holding.
Direksi memiliki peran yang sangat strategis dalam memastikan strategi Perseroan dilaksanakan sesuai rencana. Tugas Kami sebagai Direksi didukung sistem manajemen WIKA yang telah didigitalisasi sehingga Kami dapat secara realtime mengawasi dan mengetahui perkembangan pengelolaan Perseroan, mulai dari pemasaran, keuangan, perpajakan, sumber daya manusia, bahkan operasional di proyek-proyek.
Digitalisasi sistem manajemen ini pun memudahkan kami untuk mengetahui sejak dini jika terindikasi adanya penyimpangan di masing-masing unit kerja sampai sekecil proyek yang sedang berjalan.
Sesungguhnya, tahun 2021 merupakan momentum pemulihan jika dibanding tahun 2020 di mana industri konstruksi, khususnya WIKA, mengalami keterpurukan. Hampir semua BUMN Karya mengalami peningkatan omzet kontrak dibanding tahun 2020. Momentum pemulihan ini berbanding lurus dengan pergerakan atau mobilisasi orang, di mana hampir di semua sektor transportasi, seperti bandara, stasiun kereta, dan pelabuhan mengalami kenaikan penumpang yang cukup signifikan, sehingga membuat pergerakan cukup tinggi.
WIKA juga memiliki bisnis Holding Hotel sebanyak 21 hotel. Di akhir tahun 2021, hampir semuanya terisi penuh. Artinya, ekonomi mulai pulih, para owner pun telah memberanikan diri untuk spend capex di bidang infrastruktur dan properti. Hal ini memberikan dampak positif kepada WIKA sebagai pelaksana konstruksi baik dari segi investasi maupun konstruksi.
Meski demikian, Pandemi COVID-19 masih berdampak cukup signifikan, terutama terhadap kinerja keuangan dan operasional yang secara umum tidak berhasil melampaui target yang dicanangkan dalam RKAP Revisi 2021.
Penjualan Perseroan di tahun 2021 tercatat sebesar Rp17,81 triliun, naik 7,70% jika dibandingkan dengan penjualan di tahun 2020 sebesar Rp16,54 triliun. Kenaikan tingkat penjualan paling besar dikontribusikan oleh Segmen Infrastruktur dan Gedung sebesar Rp9,43 triliun pada tahun 2021 atau naik 11,04% dari tahun 2020. Sementara terhadap target RKAP, tingkat penjualan mencapai 75,01% dari target yang dituangkan di RKAP sebesar Rp23,74 triliun.
Laba Bersih turun sebesar 33,48% dari Rp322,34 miliar di tahun 2020 menjadi Rp214,43 miliar di tahun 2021. Sementara terhadap target RKAP, Laba Bersih mencapai 51,47% dari target yang dicanangkan dalam RKAP sebesar Rp416,58 miliar.
Total aset meningkat menjadi Rp69,39 triliun dari Rp68,11 triliun per 31 Desember 2020. Peningkatan total aset tersebut mencapai Rp1,28 triliun atau sebesar 1,87%. Sementara pencapaian terhadap target RKAP sebesar 93,95%.
Total ekuitas Perseroan menjadi Rp17,44 triliun dari Rp16,66 triliun per 31 Desember 2020. Peningkatan total ekuitas tersebut mencapai Rp777,65 miliar atau sebesar 4,67%. Sementara pencapaian terhadap target sebesar 94,05%.
Dari sisi kinerja operasional, tercatat kontrak baru meningkat 14,70% dari Rp23,37 triliun di tahun 2020 menjadi Rp26,81 triliun di tahun 2021. Adapun terhadap RKAP, pencapaian kontrak baru sebesar 76,45% dari target yang dicanangkan dalam RKAP sebesar Rp35,06 triliun.
Sementara kontrak dihadapi tahun 2021 tercatat sebesar Rp88,12 trliun, menurun 10,08% dibandingkan tahun 2020 yang tercatat sebesar Rp97,99 triliun. Nilai Kontrak tahun buku tersebut mencapai 91,17% dari target RKAP yang dicanangkan sebesar Rp96,66 triliun.
Kendala yang cukup terasa berat dan paling utama adalah dampak dari Pandemi COVID-19. Banyaknya industri yang belum tumbuh, yang menjadi mitra WIKA, sehingga turut berdampak pada kinerja keuangan maupuan operasional WIKA.
Misalnya, industri otomotif yang juga mengalami penurunan di tahun 2021 sehingga kita yang memiliki produk motor listrik pun juga tidak tumbuh dengan baik. Sementara itu, tantangan yang paling nyata adalah bahwa sektor properti di tahun 2021 masih sangat rendah minat konsumen, sehingga produk-produk properti WIKA tidak terserap dengan baik.
Tantangan kedua adalah dengan adanya pembatasan pergerakan manusia untuk memutus penyebaran COVID-19, WIKA pun terkendala dengan proyek-proyek WIKA yang berada di luar negeri.
Langkah penyelesaian ke depannya, Perseroan akan senantiasa melakukan evaluasi pelaksanaan strategi yang telah ditetapkan, sehingga kinerja Perseroan di masa yang akan datang akan senantiasa mengalami peningkatan secara berkelanjutan.
Belum berakhirnya pandemi COVID-19 di seluruh dunia, termasuk Indonesia masih menjadi perhatian utama Pemerintah mengingat dampaknya yang dirasakan langsung maupun tidak langsung bagi pertumbuhan ekonomi nasional maupun di sektor industri. Meski demikian, perbaikan kondisi ekonomi dan industri yang terjadi secara bertahap di tahun 2021 diperkirakan terus berlangsung hingga tahun 2022. Di samping itu, mulai dilonggarkannya kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat seperti PSBB dan PPKM di Indonesia diharapkan dapat membuka peluang bagi kondisi ekonomi masyarakat agar terus membaik meskipun COVID-19 varian baru masih harus terus diwaspadai.
IMF melalui World Economic Outlook memperkirakan pertumbuhan ekonomi global berada di angka 4,4% (yoy) pada tahun 2022. Meski terdapat perlambatan, perkiraan IMF tersebut merupakan sebuah optimisme tetap tumbuhnya perekonomian dunia seiring dengan mulai berhasilnya penanganan pandemi di tahun 2021.
Berdasarkan optimisme pertumbuhan ekonomi tahun 2022, Kami cukup optimistis bahwa kinerja WIKA akan terus membaik, meski tantangan yang akan dihadapi oleh industri konstruksi dan infrastruktur tetap tinggi. Setidaknya, kami telah mengidentifikasi 3 (tiga) peluang bagi pertumbuhan WIKA.
Yang pertama, proyek-proyek strategis nasional harus selesai sebelum tahun 2024 sehingga tahun 2022 dan 2023 kita harus men-speed up semua proyek strategis nasional, dan otomatis penjualan atau pendapatan WIKA dapat tumbuh.
Kedua, pagelaran berskala internasional yang akan digelar di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 2023, yaitu G-20 dan ASEAN Summit. Pagelaran ini membutuhkan persiapan dalam bidang infrastruktur yang tentu menjadi peluang WIKA untuk meraih penugasan proyek-proyek baru.
Ketiga adalah rencana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari Jakarta ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, yang undangundangnya telah ditandatangani, juga menjadi peluang bagi WIKA untuk meraih penugasan proyek pembangunan gedung-gedung pemerintahan.
Selain itu, pembukaan Kawasan Ekonomi Khusus di Kalimantan Utara yang cukup besar dengan anggaran yang juga besar, menjadi salah satu peluang bagi WIKA untuk tetap tumbuh setidaknya untuk tahun 2022-2024. Kami optimistis, dengan beberapa peluang-peluang yang ada, WIKA akan tumbuh positif hingga ke masa depan.
Untuk mendukung pertumbuhan Perseroan, WIKA secara berkelanjutan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki, antara lain teknologi digital, ERP, dan BIM, serta meningkatkan sinergi baik di internal Perseroan maupun dengan anak perusahaan. Strategi dan sinergi yang dijalankan Perseroan seiring dengan optimisme memasuki tahun 2022 dipercaya dapat memenuhi target-target yang telah ditetapkan sekaligus membantu mewujudkan RPJMN 2020-2024 yang disusun Pemerintah dalam rangka meningkatkan konektivitas dan menghadirkan kebutuhan dasar bagi masyarakat Indonesia.
Menghadapi kondisi ke depan, Perseroan juga memanfaatkan teknologi yang tepat guna, efektif, dan ramah lingkungan sehingga dapat meminimalisir dampak sosial yang mungkin ditimbulkan. Hal tersebut dilakukan selain untuk meningkatkan pertumbuhan Perseroan, tetapi juga agar manfaat pembangunan proyek-proyek infrastruktur yang dijalankan oleh WIKA dapat dirasakan oleh generasi mendatang.
Sebagai komitmen untuk menerapkan pengelolaan perusahaan yang baik, WIKA konsisten sistematis dan berkelanjutan menerapkan prinsip-prinsip GCG dalam kegiatan usahanya sehari-harinya. Semangat yang terkandung dalam penerapan GCG di WIKA adalah niat dan tekad Insan WIKA untuk menjadikan WIKA sebagai perusahaan yang terus tumbuh dan berkembang dengan kualitas produk dan proses kerja yang baik serta memiliki Kode Etik, termasuk tanggung jawab terhadap lingkungan, sehingga WIKA dapat berkontribusi secara optimal terhadap percepatan pembangunan perekonomian Indonesia yang dicanangkan Pemerintah Republik Indonesia.
Komitmen WIKA terhadap penerapan prinsip-prinsip GCG terlihat dari efektivitas Governance Structure yang dimiliki dan Governance Process yang telah dilaksanakan. Governance Structure dan Governance Process telah mendorong dicapainya Governance Outcome sesuai dengan harapan para pemangku kepentingan Perseroan.
Perseroan meyakini bahwa penerapan tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG) merupakan dasar bagi terciptanya sistem budaya tata kelola perusahaan (Governance Culture) yang akan menjadi kekuatan Perseroan dalam menjalankan bisnis yang berkelanjutan, memiliki daya saing unggul, dan dapat memberikan nilai tambah Perseroan bagi seluruh stakeholder.
WIKA memastikan bahwa prinsip-prinsip GCG telah dan akan diterapkan pada setiap aspek bisnis dan di semua jajaran. Sejalan dengan inovasi yang terus berkembang Perseroan senantiasa melengkapi struktur maupun softstruktur GCG dan membangun mekanisme pengelolaan bisnis yang andal.
Penerapan GCG yang dilakukan secara konsisten dan komprehensif di tahun 2021, membuahkan pengakuan eksternal melalui penghargaan-penghargaan yang telah di terima WIKA, antara lain:
Untuk mengukur, mengawasi, dan mengelola risiko utama yang dihadapi saat melakukan kegiatan operasional, Perseroan memiliki manajemen risiko yang komprehensif yang mengacu pada Peraturan Menteri Negara BUMN No. Per-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata kelola Perusahaan yang Baik (GCG).
Dalam pelaksanaan program Manajemen Risiko, dibentuk Departemen Manajemen Risiko, yang kini telah diubah menjadi Divisi Manajemen Risiko & PMO, yang berada di bawah Direksi.
Untuk memastikan bahwa Manajemen Risiko efektif dan menunjang kinerja organisasi, maka Perseroan telah mengimplementasikan manajemen risiko dengan mengacu pada kebijakan sistem manajemen risiko dari Direksi yang berlaku di WIKA Grup. Dalam menjamin pelaksanaan manajemen risiko yang terarah, Departemen Manajemen Risiko & PMO telah menyusun:
- Pedoman Sistem Manajemen Risiko;
- Prosedur Manajemen Risiko;
- Instruksi Kerja yang berkaitan dengan pelaksanaan Manajemen Risiko.
Secara berkesinambungan, Manajemen WIKA melakukan evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas kegiatan pengelolaan risiko. Evaluasi dilakukan dengan cara, antara lain:
- Review isi Kebijakan, Pedoman, dan Prosedur Manajemen Risiko;
- Sosialisasi Kebijakan, Pedoman, dan Prosedur Manajemen Risiko;
- Pelaksanaan Asssessment Risk Maturity Level (RML) setiap tahun untuk mencapai target skor maturitas risiko WIKA Group sesuai Kebijakan Manajemen Risiko.
Hasil evaluasi tahunan menunjukan bahwa manajemen risiko di WIKA selama tahun 2021 telah memadai, dengan skor Risk Maturity Level (RML) sebesar 3,89 yang melebihi target 3,85 sesuai Kebijakan Manajemen Risiko 2021 yang ditandatangani Direktur Utama.
Adapun profil risiko WIKA 2021 dan upaya mitigasinya, sebagai berikut:
Profil Risiko WIKA 2021 dan Upaya Mitigasi Risiko
No | Risiko | Penyebab | Upaya Mitigasi |
---|---|---|---|
1 | Penurunan score maturity Level WIKA | Migrasi sistem ISO 31000:2009 ke ISO 31000:2018 yang memiliki parameter asesmen baru (integrasi dan leadership |
|
2 | Maturitas tercapai, namun target hasil usaha belum tercapai | Sistem manajemen dan hasil usaha belum in-line |
|
3 | Tidak mendapatkan alternatif omzet kontrak baru | Gagal melihat potensi pasar alternatif | Mencari potensi pasar alternatif |
4 | Produktivitas proyek belum 100% | Kondisi proyek terpengaruh oleh kondisi bisnis secara global |
|
5 | Terjadinya peristiwa negatif sebelum dilakukan tindakan preventif | Data tidak valid dan tidak update dengan kondisi aktual |
|
6 | Defisit cashflow sehubungan dengan ketersediaan dana owner | Kondisi bisnis secara global belum pulih |
|
Sistem Pengendalian Internal Perseroan dirancang antara lain untuk memberi jaminan bahwa setiap pelaksanaan kegiatan di lingkungan Perseroan dapat menjamin pelaksanaan semua kegiatan bisnis sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku, menyediakan informasi keuangan dan manajemen yang benar, akurat, lengkap dan tepat waktu, serta meningkatkan efisiensi, efektivitas dan keekonomisan dalam kegiatan operasional Perseroan.
Perseroan telah merancang dan memberlakukan sejumlah kebijakan dan mekanisme yang terkait Internal Control Integrated Framework yang dikembangkan oleh Committee of Sponsoring Organizations (COSO) dan tujuan pengendalian internal menurut COSO meliputi operasional, pelaporan, dan kepatuhan. Menurut COSO, unsur-unsur pengendalian intern meliputi komponenkomponen sebagai berikut:
- Lingkungan Pengendalian;
- Penilaian Risiko;
- Aktivitas Pengendalian;
- Informasi dan Komunikasi;
- Kegiatan Pemonitoran
Sistem Pengendalian Intern memiliki peran penting dalam mengevaluasi kecukupan dan efektivitas pengendalian internal yang dilakukan oleh manajemen Perseroan pada setiap jenjang organisasi. Satuan Pengawasan Intern melakukan evaluasi atas kecukupan dan efektivitas Sistem Pengawasan Intern secara menyeluruh dan pengawasan yang dilakukan untuk mendukung asersi Direksi tentang efektivitas Sistem Pengendalian Internal Perseroan yang diterapkan. Evaluasi pelaksanaan sistem pengendalian internal disampaikan kepada Manajemen serta ditindaklanjuti dan dimonitor pelaksanaannya untuk memastikan Sistem Pengendalian Intern telah cukup memadai dalam mendukung pencapaian tujuan dan sasaran Perseroan.
Perseroan telah mengembangkan Whistleblowing System (WBS) sebagai wujud komitmen Perseroan terhadap penerapan praktik GCG yang menjadikannya sarana penyampaian informasi yang sistematis dari stakeholder terkait dengan penyelenggaraan perusahaan agar informasi tersebut dapat dikelola dan ditindaklanjuti dengan berpedoman pada ketentuan perundangundangan yang berlaku.
Perseroan membangun Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System) yang berfungsi sebagai sarana dalam pencegahan, pengungkapan pelanggaran atau tindak kecurangan dalam Perseroan dan telah dituangkan dalam Prosedur Pengaduan Pelanggaran Code of Conduct atau Whistle Blowing No. WIKA-LDS-PM-02.01 Rev 00 Amd 02 tanggal 26 November 2020.
Setiap Insan Perseroan atau stakeholder yang melapor adanya pelanggaran kode etik maupun pelanggaran kepatuhan akan mendapatkan perlindungan, baik dalam hal kerahasiaan identitas maupun dari kemungkinan tindakan balasan oleh terlapor.
Dalam mendorong kesadaran mengenai kebijakan dan penerapan WBS di seluruh tingkatan dalam organisasi, Perseroan terus berupaya untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian Insan WIKA untuk melaporkan tindak pelanggaran melalui WBS demi terwujudnya lingkungan kerja yang bersih. Untuk itu, Perseroan secara konsisten mengadakan sosialisasi WBS dengan berbagai cara. Salah satu yang dilakukan Perseroan adalah dengan melakukan penyebarluasan buku Code of Conduct dan Code of Corporate Governance melalui surat elektronik kepada seluruh pegawai Perseroan. Sejak tahun 2021, implementasi WBS di WIKA juga terintegrasi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melalui kerjasama yang telah ditandatangani pada tanggal 2 Maret 2021.
Hingga akhir tahun 2021, Tim Kepatuhan GCG tidak menerima laporan terkait pelanggaran yang dilakukan oleh Organ Perseroan maupun Insan WIKA.
Pandemi COVID-19 masih menjadi tantangan bagi WIKA dalam menjalankan roda bisnisnya, untuk itu Perseroan terus melakukan peningkatan kualitas manajemen SDM agar dapat memberikan support yang lebih baik terhadap pengembangan bisnis Perseroan, sejalan dengan visi dan misi WIKA. WIKA mempercayai bahwa salah satu faktor yang dapat membantu dalam mewujudkan tujuan dari Perseroan adalah memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang andal, loyal dan berkompeten. Untuk itu, WIKA secara berkesinambungan melakukan pengelolaan SDM yang tepat sehingga dapat mengembangkan talenta WIKA yang berkualitas dan adaptif dalam menghadapi situasi dinamika persaingan di industri.
Pengelolaan Sumber Daya Manusia di WIKA di laksanakan oleh Divisi Human Capital WIKA yang memiliki peran sebagai penanggung jawab seluruh proses pengelolaan dan pengembangan SDM, mulai dari proses perencanaan hingga melakukan evaluasi dari setiap program kerja yang sedang berjalan. Divisi Human Capital juga mengintegrasikan sistem pengelolaan HC dengan strategi yang mampu meningkatkan daya saing dan akselerasi kinerja Perseroan.
WIKA menyadari bahwa salah satu aspek yang menjadi faktor mendukung peningkatan kinerja pegawai adalah menjaga loyalitas pegawai dan apresiasi yang komprehensif/holistik. Untuk itu, WIKA tidak hanya berfokus pada tingkat remunerasi, tunjangan sosial, tetapi juga pada langkah-langkah kesehatan agar karyawan memiliki sikap yang sehat terhadap hidup yang sehat dari segi nutrisi, cara berpikir dan gaya hidup. Hal ini dilakukan agar karyawan tetap sehat dan termotivasi.
WIKA menekankan pentingnya penghargaan bagi setiap karyawan, yang tidak terbatas pada penghargaan materi. Salah satu bentuk reward adalah Program Wellbeing, gaya hidup seimbang, yang digambarkan pada bagan berikut:
Pola Pikir | Pola Hidup | Pola Makan |
---|---|---|
Suatu proses kegiatan mental/cara berfikir yang melibatkan kinerja otak yang menjadi acuan utama seseorang untuk bertindak. | Gaya hidup yang diterapkan seseorang dalam kehidupan yang mengutamakan aspek keseimbangan waktu kinerja, pemenuhan kebutuhan jasmani dan kesehatan dalam penerapannya. | Yaitu pola makan dengan menu makanan yang sehat dan seimbang. Sehat adalah makanan dari bahan yang semakin dekat dengan hasilnya dan melalui proses yang sederhana/simple. Seimbang berarti terdiri dari unsur karbohidrat, protein, dan lemak. |
Perseroan memberikan penghargaan kepada setiap karyawan melalui program kesehatan yang mencakup tiga dimensi gaya hidup sehat dari dimensi fisik, emosional, dan pola hidup.
Sementara itu, di bidang pengembangan teknologi informasi (TI), WIKA menyadari bahwa optimalisasi penggunaan teknologi informasi dapat membawa Perseroan dalam mencapai percepatan pertumbuhan bisnis, beradaptasi dengan perubahan dan tantangan dari perkembangan bisnis, sehingga Perseroan akan menjadi semakin kompetitif dan risiko operasional yang dihadapi dapat diminimalkan.
Sistem teknologi informasi Perseroan dirancang untuk meningkatkan efisiensi kerja dengan mengotomatisasi berbagai proses operasional, serta meningkatkan daya saing dan keunggulan kompetitif dengan mengutamakan inovasi yang berkelanjutan dan selalu memperhatikan kebutuhan bisnis perusahaan di bidang operasional dan fungsional. Sistem TI yang dimiliki Perseroan, juga dilengkapi dengan SDM-SDM unggul yang bertugas dalam mengawasi dan mengendalikan sistem tersebut.
WIKA telah mengembangkan teknologi tepat guna untuk mengakselerasi bisnis melalui pendekatan dan kebijakan strategis di bidang IT sesuai dengan Peraturan Menteri BUMN No. PER-02/MBU/02/2018 tentang Prinsip Tata Kelola Teknologi Informasi Kementerian Badan Usaha Milik Negara serta Peraturan Internal Perseroan terkait dengan struktur organisasi dan Good Corporate Governance.
Dalam rangka memastikan terlaksananya good practices IT Governance/Management sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Menteri BUMN. Perseroan bertanggung jawab untuk memastikan keberhasilan implementasi program TI, dengan membentuk IT Steering Committee dan menetapkan penanggung jawab dari masing-masing fungsi yang memiliki pengetahuan dan kompetensi sesuai bidangnya masing-masing, sehingga proses pembentukan dan pengembangan TI serta implementasinya dapat dilakukan sesuai dengan rencana.
IT steering committee memberikan dukungan terhadap perencanaan dan implementasi dalam jangka pendek maupun jangka panjang dan berfungsi sebagai pengawas dalam pelaksanaan program. Perseroan menetapkan aturan dan kebijakan-kebijakan yang mampu mendukung percepatan inisiatif-inisiatif yang mengacu pada standar operasional TI internasional.
Sejak tahun 2018, Perseroan terus menjalankan rekonfigurasi deskripsi kerja dalam rangka transformasi pendekatan pengelolaan TI berbasis objek menjadi berbasis fungsi. Untuk menguatkan dan memastikan proses bisnis dan tata kelola yang benar, Perseroan menginisiasi untuk mendapatkan sertifikasi ISO 20000 ITSM, ISO 27001 Security dan Cobit 2019 dengan score 3,35 dari target KBUMN yaitu 3,00.
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan salah satu dari penerapan GCG yang utama di Perseroan. Perseroan sangat menyadari bahwa pemenuhan hak-hak para pemangku kepentingan yang meliputi pelanggan, masyarakat, karyawan dan negara merupakan faktor kunci dalam pencapaian kinerja berkelanjutan.
CSR merupakan hal penting dalam mendukung tumbuh kembangnya Perseroan. Perseroan menempatkan CSR sebagai bagian program jangka panjang perusahaan. Perseroan dalam upaya mencapai sustainable business senantiasa berusaha memberikan kinerja yang optimal untuk para pemegang saham namun juga memikirkan bagaimana memberikan kontribusi secara maksimal dalam aspek sosial dan lingkungan.
Selain itu, WIKA juga memiliki komitmen untuk melaksanakan bisnis dan kegiatan operasional dengan memperhatikan kualitas (quality), tanggung jawab (responsibility), dan keberlanjutan (sustainability). Dalam pelaksanaannya, WIKA merancang program pelaksanaan CSR dengan menggunakan pendekatan yang terdapat di dalam ISO 26000, di mana di dalamnya terdapat 7 (tujuh) subjek inti (core subject) yang digunakan untuk memastikan keberlanjutan aktivitas Perseroan. Adapun subjek inti yang terdapat di dalam ISO 26000 yang meliputi:
- Tata kelola organisasi yang baik;
- Penegakan hak asasi manusia;
- Praktik ketenagakerjaan yang manusiawi dan berkeadilan;
- Pengelolaan kegiatan perusahaan terhadap lingkungan;
- Prosedur operasi yang wajar;
- Tanggung jawab terhadap konsumen;
- Pelibatan dalam pengembangan masyarakat
Perseroan berupaya menjadikan prinsip-prinsip yang terdapat dalam ISO 26000 seperti akuntabilitas, transparansi, berperilaku etis, menghormati kepentingan para stakeholders, mematuhi hukum yang berlaku, menghormati norma yang berlaku internasional, serta menghormati hak asasi manusia, sebagai landasan dalam melaksanakan CSR di Perseroan.
Perseroan meyakini, bisnis akan berkelanjutan apabila memberikan perhatian yang seimbang kepada aspek keuntungan (profit), kemanusiaan (people) dan lingkungan (planet). Oleh karena itu Perseroan menjadikan CSR sebagai bagian tidak terpisahkan dari operasional Perseroan untuk mendukung keberlanjutan usaha.
Hingga akhir 2021, WIKA tidak memiliki Komite di Bawah Direksi. Dengan demikian tidak terdapat informasi mengenai penilaian kinerja komite di bawah Direksi.
Sepanjang tahun 2021 terdapat perubahan komposisi Direksi. Perubahan dimaksudkan dalam rangka pemenuhan kebutuhan Perseroan. Adapun perubahan komposisi dan dasar pengangkatan Direksi selama periode tahun 2021, adalah sebagai berikut:
Nama | Jabatan | Masa Jabatan | Periode Jabatan | Dasar Pengangkatan |
---|---|---|---|---|
Agung Budi Waskito | Direktur Utama | 8 Juni 2020- RUPST 2025 | Ke-1 | Keputusan RUPS Tahunan tanggal 8 Juni 2020 |
Hananto Aji | Direktur Operasi I | 8 Juni 2020- RUPST 2025 | Ke-1 | Keputusan RUPS Tahunan tanggal 8 Juni 2020 |
Harum Akhmad Zuhdi | Direktur Operasi II | 8 Juni 2020- RUPST 2025 | Ke-1 | Keputusan RUPS Tahunan tanggal 8 Juni 2020 |
Rudy Hartono | Direktur Operasi III | 2 September 2021-RUPST 2025 | Ke-1 | Keputusan RUPS Luar Biasa tanggal 2 September 2021 |
Ade Wahyu | Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko | 25 Maret 2019 – RUPST 2024 | Ke-1 | Keputusan RUPS Luar Biasa tanggal 25 Maret 2019, kemudian berdasarkan RUPST tanggal 27 Mei 2021 terdapat perubahan nomenklatur jabatan serta pengalihan penugasan dari semula Direktur Keuangan menjadi Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko. |
Mursyid | Direktur Human Capital dan Pengembangan | 8 Juni 2020-RUPST 2025 | Ke-1 | Keputusan RUPS Tahunan tanggal 8 Juni 2020 |
Ayu Widya Kiswari | Direktur QHSE | 2 September 2021-RUPST 2026 | Ke-1 | Keputusan RUPS Luar Biasa tanggal 2 September 2021 |
Hingga akhir tahun 2021, WIKA dipimpin oleh Direksi yang terdiri dari 7 (tujuh) orang, yaitu 1 (satu) orang sebagai Direktur Utama dan 6 (enam) orang sebagai Direktur. Komposisi Direksi Perseroan juga telah mencerminkan keberagaman dari berbagai aspek dan latar belakang untuk pengambilan keputusan yang efektif, tepat dan cepat, serta dapat bertindak secara independen.
Tahun 2021 merupakan tahun yang penuh tantangan yang tidak hanya dirasakan oleh Indonesia tetapi oleh seluruh dunia khususnya WIKA. Maka dari itu atas nama Direksi, kami memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh karyawan yang telah bekerja dengan penuh dedikasi tinggi, sehingga WIKA mampu melewati tahun 2021 dengan baik.
Tidak lupa, kami menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada Dewan Komisaris, serta Pemegang Saham atas pengawasan dan arahan-arahan yang senantiasa membimbing langkah kami dalam menjalankan amanat untuk mengelola dan menghasilkan nilai-nilai terbaik. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada seluruh mitra bisnis, regulator dan pemangku kepentingan sehingga WIKA senantiasa berdiri kokoh dan terus berkembang sebagai Perseroan yang berprestasi dan berintegritas.
Kami optimistis, WIKA akan dapat terus melaju hingga ke masa depan dalam usaha mencapai tujuan yang telah dicanangkan dalam visi dan misi Perseroan.
Jakarta, 16 Maret 2022
Atas nama Direksi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
Agung Budi Waskito
Direktur Utama